Sugirin prajurit Komando Pasukan Khusus mendapatkan perintah dari presiden Sukarno untuk mengibarkan bendera putih di puncak Irian Jaya. Sugirin yang bersama tim pendaki berhasil menancapkan merah putih di atas puncak tersebut.
Padahal Puncak Jaya berdiri menjulang dengan ketinggian 5.030 meter di atas permukaan laut. Dulu puncak ini tak pernah bisa didaki.
Tahun 1964, para prajurit Kopassus lah yang pertama kali mengibarkan merah putih di puncak tertinggi tersebut. Misi ini diperintahkan langsung oleh Presiden Sukarno.
Letkol (Purn) Sugirin menceritakan, tim pendaki puncak Sukarno berjumlah 56 orang yang merupakan gabungan dari tim ilmiah dan tim ekspedisi Jepang. Namun dalam perjalanannya, hanya tim Kopassus yang bisa bertahan sampai puncak.
“Saya waktu mau berangkat tidak mempunyai perkiraan ada pikiran apa-apa karena sedang berlatih di Yugoslavia. Saat itu pelatihan combat free fall, ada berita dari Indonesia pada dubes kita di sana. Saya waktu itu juga lagi milad yang ada pak Yugo Sudomo diperintahkan oleh komandan, ini tiga orang yang latihan harus segera pulang karena ada tugas khusus tapi tidak disebutkan tugas apa dan sebagainya,” kata Sugirin saat berbincang dengan wartawan merdeka.com di Rumahnya, Cimanggis, Kamis (23/4).
Setelah mendapatkan perintah, Sugirin yang saat itu bepangkat Peltu (Pembantu Letnan Satu) langsung menuju bandara di Yugoslavia. Kemudian sesampainya di Indonesia di jemput oleh Jenderal Ahmad Yani.
“Saya atas perintah presiden untuk menjemput menyampaikan perintah penting, kamu (Sugirin) tidak usah menghadap, nanti saya sampaikan mungkin besok atau lusa ada perintah akan datang ke rumah. Sekarang dari sini tak usah menghadap langsung saja ke Bandung,” kata Ahmad Yani kepada Sugirin.
Saat itu, Sugirin yang masih prajurit bawahan merasa bingung dengan perintah yang disampaikan oleh Jenderal Ahmad Yani. Sugirin lalu mendapatkan amplop berwarna merah dari Presiden Sukarno yang diantarkan oleh Kolonel Sarwoyo.
“Isi suratnya besok pagi harus menghadap ke Jakarta pada tanggal 12 Desember tahun 1963. Terus penerimaan bendera tanggal 11 Desember 1963,” ceritanya.
Apa perintah khusus Sukarno tersebut?
“Ini tugas pokok yang harus dilaksanakan dan harus berhasil. Kemudian Pak Karno pegang pundak saya bilang tugas kamu sebagai misi Indonesia, saya tugaskan untuk kibarkan merah putih di puncak tertinggi Irian Jaya, hasil tidaknya tugas ini terletak pada pundakmu. Sudah saya doakan denganku kamu sampai dan harus,” kenangnya.
Kemudian, Sugirin bersama tim pendaki langsung menuju puncak tersebut dengan menaiki pesawat Cessena yang mendarat di Nabire, Papua. Selanjutnya berjalan kaki menuju Kumopa untuk menginap di dalam tenda selama tiga hari.
“Waktu naik ke puncak semua tak kuat karena cuaca dan kondisi jalan. Namun hanya saya yang tersisa kuat menuju kesana. Sampai disana saya langsung menancapkan bendera merah putih. Padahal orang Papua dulu bilangnya puncak Ngga Pulu,” ujarnya.
Setelah berhasil mendaki puncak tersebut, dia mengatakan seluruh tim disambut oleh presiden Sukarno. Sukarno memberikan bintang jasa kelas satu karena berhasil menacapkan bendera merah putih di puncak tersebut.
“Maka setelah berhasil itu 156 orang salaman berurutan, semuanya bagitu datang Sukarno pegang kepala saya, saya kira mau mukul dia pegang kumis saya, itu kumis asli apa dari gunung. Kepala saya di kecup kepalanya,” tutupnya.
Sugirin tak bisa melupakan momen itu seumur hidupnya. Sebuah kebanggaan bisa melaksanakan perintah presiden Sukarno dan mengibarkan merah putih di puncak tertinggi Irian. Puncak inilah yang kemudian dinamakan Puncak Sukarno.
sumber: merdeka.com
Tags
Berita