Salah satu mitos harta Bung Karno yang selama ini belum terpecahkan adalah perihal emas 57 ton milik Indonesia yang dipinjamkan ke Amerika Serikat. Bagaimana kisahnya?
Penulis buku Harta Amanah Sukarno, Safari ANS, yang juga seorang jurnalis senior, percaya betul bahwa emas 57 ton itu benar adanya. Ia mengaku meneliti harta itu selama 10 tahun.
Menurutnya, para pejabat era Presiden SBY juga turut memburu harta itu. Padahal sebelumnya mereka tidak percaya. “Kabinet SBY melakukan verifikasi dan coba gerak sendiri,” kata Safari, setahun silam, di Jakarta.
Selain menteri SBY , Megawati juga diduga pernah mencari harta milik ayahnya ini sewaktu menjabat sebagai presiden.
“Bu Mega sempat ke Swiss saat jadi presiden tanyakan saja soal ini. Sepertinya dia tidak menghasilkan apa-apa. Bung Karno mengatakan ini bersifat amanah dan bukan untuk dia,” sambung dia.
Untuk menelusuri jejak harta ini, dia mencoba membuktikan lewat keabsahan perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement.
The Green Hilton Memorial Agreement adalah perjanjian antara Amerika diwakili John F Kennedy dan Indonesia yang diwakili Sukarno dan perwakilan dari Swiss William Vouker.
Dalam perjanjian tersebut Amerika setuju untuk mengakui bahwa kekayaan Indonesia ada berbentuk emas jumlahnya 57 ribu metrik ton emas.
Pada tahun 1963, sistem keuangan Amerika masih menggunakan ‘Gold Standard’. Artinya untuk setiap dolar yang dicetak, maka harus ada emas yang dicadangkan.
Dengan kata lain, jika memiliki tambahan cadangan emas sebanyak 57.000 ton, maka Amerika bisa mencetak uang dolar sebesar nilai emas tersebut. Oleh karena itu Kennedy meminjam emas milik Indonesia.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber : Merdeka.com
Tags
Artikel