Sukarno dan Bandung tidak bisa dipisahkan. Di Kota Kembang itu, ia memasuki gerbang dunia pergerakan: menulis, berpidato, mendirikan partai, hingga akhirnya dipenjara dan dibuang ke luar Jawa oleh penguasa.
Bandung memang mampu memikat hati Sukarno muda, meski pada mulainya ia ingin sekolah di Belanda. Katanya, Bandung seperti Princeton, Amerika Serikat, atau layaknya kota pelajar lainnya. Ia menikmati Bandung.
“Kuakui bahwa aku senang juga dengan diriku sendiri. Kesenangan itu sampai sedemikian sehingga aku sudah memiliki sebuah pipa rokok.”
Sukarno bercerita, ia masuk ke Kota Bandung tepatnya pada minggu pertama Juni tahun 1921. Ia datang naik kereta api. Dengan bangganya, pemuda lulusan Hogere Burger School (HBS) Surabaya itu mengenakan peci hitam berbahan beludru.
“Aku merasa hawanya dingin dan wanitanya cantik‐cantik. Kota Bandung dan aku dapat saling menarik dalam waktu yang singkat.”
(Sumber : sukarno.org)